Sriwijaya FC di 8 Besar Piala Presiden 2015

Pertandingan ketiga pada leg kedua babak 8 besar Piala Presiden 2015 pasti akan berlangsung sengit dan panas seperti yang telah terjadi pada dua pertandingan sebelumnya. Kali ini, Sriwijaya menjadi tuan rumah setelah sebelumnya bermain di Surabaya dan mendapatkan kekalahan 1-0 dari Persebaya.

Masuk leg kedua ini, Persebaya harus berganti nama menjadi Bonek FC.

Untuk menyulitkan langkah Sriwijaya atau bahkan menenggelamkannya, Bonek FC perlu untuk membuat gol. Pada menit ke-4, Impian Bonek FC ini menjadi kenyataan. Ilham Udin menyerang dari sisi kanan pertahanan Sriwijaya FC dan melepaskan tembakan yang gagal ditepis oleh penjaga gawang Sriwijaya. Bonek sementara unggul 1-0, sementara Sriwijaya FC harus lebih bekerja keras lagi, karena untuk lolos ke semi final, Sriwijaya perlu mencetak 3 gol.

Masuk menit 10, satu serangan Sriwijaya melalui RIzky yang melepaskan tembakan keras dan membentur pemain bertahan Bonek FC. Wasit Jerry Elly melihat kalau bola menyentuh tangan pemain belakang Bonek FC, lalu menghadiahkan tendangan penalty untuk Sriwijaya.

Apa yang menjadi keputusan wasit tidak bisa diterima pihak Bonek FC. Mereka meminta untuk melihat tayangan ulang dan menggiring pemainnya ke luar lapangan. Dalam tayangan ulang terlihat memang bola menyentuh dada dan bukan menyentuh tangan. Keputusan wasit jelas tidak tepat. Merasa tidak diperlakukan adil, Bonek FC melakukan aksi walk out. Pemain Sriwijaya tetap menanti untuk melanjutkan pertandingan.

Suatu hal yang tidak bisa dimengerti. Kenapa Bonek FC harus memutuskan tidak melanjutkan pertandingan karena merasa dirugikan wasit? Padahal, seandainya skor menjadi imbang 1-1, Bonek masih tetap lolos ke semifinal. Setelah Bonek berhasil mencetak satu gol, Sriwijaya butuh tiga gol untuk bisa menang, dan itu berat buat Sriwijaya. Bonek bisa mencetak gol di menit awal. Kalau pertandingan di lanjut dan Bonek bisa mencetak gol lagi, tentu peluang Bonek FC semakin lebar. Bonek FC bisa lolos ke babak semifinal. Kenapa mereka malah memilih walk out?

Jangankan di Indonesia, kesalahan dari wasit yang merugikan salah satu pihak juga terjadi pada kelas dunia. Pada Piala Dunia 2010, kesalahan wasit pernah menimpa dan merugikan Inggris ketika melawan Jerman pada babak 16 besar. Walaupun dirugikan, Inggris tidak melakukan aksi seperti yang telah dilakukan Bonek FC, walk out. Mereka tetap bermain, dan walaupun kalah, publik Inggris tetap menyambutnya bagai pahlawan.

Tidak mau melanjutkan pertandingan, akhirnya panitia memutuskan Sriwijaya menang 3-0 atas Bonek FC. Dengan hasil ini, agregat gol menjadi 3-1 dan Sriwijaya FC lolos ke babak semi-final.


BONEK FC: 1. Jendry Pitoy (GK), 5. Otavio Dutra, 46. Firli Apriansyah, 2. Putu Gede21. Faturohman, 4. Asep Berliana, 8. Slamet Nurcahyo, 6. Evan Dimas, 7.Siswanto, 20. Ilham, 14. Pedro Javier.

Cadangan: 30. Thomas Ryan (GK), 34. Sahrul Kurniawan, 27. Fauzan Djamal, 81. Hargianto, 16. Zulfiandi, 10. Rudi Widodo, 22. Fandi Eko Utomo
SRIWIJAYA FC: 1. Yogi Triana (GK), 4. Syaiful Indra, 5. Abdoulaye Maiga, 8. Yu Hyun Koo, 14. Fathul Rahman, 17. TA Mushafry, 22. Wildansyah, 25. Titus Bonai (C), 26. Fachrudin, 37. Rizky Dwi Ramadhana, 92. Syakir Sulaiman.

Cadangan: 33. Dian Agus (GK), 6. Asri Akbar, 11. Alan Marta , 28. Ngurah Nanak, 30. Jecky Arisandi, 24. Ichsan Kurniawan, 91. Yohanis Nabar
Sebelumnya, Persebaya United diminta untuk mengganti namanya dalam Piala Presiden ini karena nama Persebaya sudah di klaim oleh PT Persebaya Indonesia sebagai pemilik hak paten. Mereka pun meminta kepada BOPI dan Mahaka untuk mendesak mengubah nama. Namun Mahaka Sports and Entertainment sebagai penyelenggara turnamen akhirnya menetapkan bahwa Persebaya United hanya akan mengubah logo mereka.

No comments:

Post a Comment